Individualisasi efek pada ecstasy user

Tulisan ini saya buat, di kereta dalam perjalanan malang-jogja, terinspirasi oleh penyalahgunaan obat obat yang merupakan grup ecstasy, seperti metilendioksimetamfetamin (MDMA).
Seperti yang sudah sering saya tuliskan sebelumnya mengenai individualisasi terapi, Peran enzyme pemetabolisme cukup significant. CYP2D6 merupakan salah satu bagian Dari enzim CYP450 yang Kuantitasnya sebesar 1-2%. Namun, sejumlah 20-30% obat termetabolisme mainly oleh subenzym ini, termasuk golongan opioid, antidepressant trisiklik, SSRI,Metamfetamin, antipsikosis Dan antiemetik. Keragaman allele pada subenzim ini mencapai 70 alleles yang dapat difenotipe menjadi 4 kategori, yaitu poor, intermediate, ekstensif Dan rapid metabolizers. Kita sebagai ras Asia mempunyai peluang untuk membawa cyp2d6*10 yang mempunyai penurunan fungsi enzim (75%). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa pada drug abuser yang membawa allele tersebut Akan mengalami peningkatan efek akut setelah mengkonsumsi grup ecstasy. Hal ini tidak Akan terjadi pada ras kaukasian yang persentase pm Nya 1-5%. Penggunaan obat lain yang mempunyai kemampuan inhibitor enzim seperti antivirus Akan memodifikasi efek obat grup ecstasy ini.Sedangkan pada drug abuser yang menggunakan amfetamin dan yang memiliki allele dengan peningkatan fungsi enzim, Akan mengalami tingkat ketergantungan lebih tinggi daripada fenotipe yang lain. Fenomena ini tidak terjadi pada drug abuser yang menggunakan MDMA.
Meskipun hasil penelitian pada manusia menuju kan hasil yang seperti diuraikan di atas, namun hasil tersebut lebih rendah potensinya Dari percobaan in vitro, terutama pada efek akut. Pertimbangan lain mengenai sistem renal Dan potenzi subenzim lain Dari cyp450 Perlu dilacak untuk mengetahui apa yang terjadi pada unchanged drug.